Sabtu, 30 Oktober 2010
Download klik kanan save as
(jilid01)(jilid02)(jilid03)(jilid04/A>)(jilid05)(jilid06)
POHON KRAMAT
KARYA KHU LUNG
JILID 6 by aaa
TAN Ciu menggendong tubuh Sim In masuk kedalam guha itu.
Mulut masuk goha tersebut sangat gelap, tetapi tak lama kemudian terlihat cahaya terang. itulah cahaya cahaya dari sinar mutiara, yang terpancang disekitar dinding guha.
Seorang wanita dengan wajah buruk duduk disebuah kursi beroda, dia adalah guru Tan Ciu dengan julukan seram, Putri Angin Tornado itu.
Tan Ciu meletakkan Sim In, dan memberi hormat kepada gurunya. , "Suhu.."
Putri Angin Tornado memandang orang yang diletakkan ditanah itu.
"Siapakah yang kau bawa masuk kemari?!"
"Orang yang menjadi musuhmu." Tan Ciu memberi jawaban.
"Aaaaa." Putri Angin Tornado segera mengenali lelaki yang pernah dikasihi olehnya, Sim In yang kini telah menduduki ketua perkumpulan Ang mo-kauw.
"Sim In?" Mulut si Putri Angin Tornado bergumam.
Tan Ciu menotok hidup jalan darah kaku orang tawanannya, kemudian membebaskan beberapa totokan lainnya. Sim In mulai menggeliat bangun.
Menunjuk kearah Sim In, Tan Ciu bertanya kepada sang guru.
"Suhu, kau ingin membunuhnya?"
"betul!!" Pada wajah Putri Angin Tornado yang buruk itu terlihat hawa yang menyeramkan.
Ia tertawa kejam.
Sim In segera duduk bangun, dilihat keadaan dirinya telah bukan ditempat markas besar perkumpulannya.
Terdengar suara Putri Angin Tornado yang membentak keras.
"Sim In, masih kenal denganku?"
Sim In memperhatikan orang yang duduk dikursi roda itu, ia sangat terkejut.
"Kau Kim Hong Hong?" Ia hampir berteriak dan menyebut nama kecil Putri Angin Tornado.
Putri Angin Tornado Kim Hong Hong menganggukan kepala.
"Betul." Ia berkata. "Wajahku telah menjadi buruk, kedua kakiku telah tiada. Tetapi hati dan jiwaku tetap Kim Hong.Hong."
Sim In mundur sampai tiga langkah.
Putri Angin Tornado tertawa dingin.
"Sim In." Ia memanggil nama itu. "Kau takut kepadaku?"
Bagaimanakah dua orang yang dahulunya berkasih kasihan ini mengakhiri persengketaan? Mari kita menyaksikan bagian yang selanjutnya.
000O000
TAN CIU menjauhkan diri, ia berdiri di-pojok guha itu.
Kim Hong Hong memancarkan sinar matanya yang sangat tajam. Kini ia sedang berhadapan dengan laki laki yang dahulu pernah dikasihi olehnya.
"Sim In." Ia memanggil lagi. "Kau tidak berani memandang wajahku?"
Biar bagaimana, Sim In adalah ketua satu perkumpulan besar, Ia segera membusungkan-dada, menatap wanita berwajah buruk yang duduk diatas kursi roda itu dan memberikan jawaban yang berani.
"Mengapa harus takut kepadamu?"
"Bagus. Ternyata kau tidak takut." Berkata si Putri Angin Tornado Kim Hong Hong. "Aku tidak mengharapkan kau takut kepadaku. Mari maju kemari, kita berunding dan membicarakan persengketaan lama."
Sim In maju lagi tiga langkah, ia telah mendapatkan dirinya pada kedudukan yang semula.
"Apa yang kita harus bicarakan ?" Ia membuka suara lantang.
"Dimanakah letak kesalahanku?" Berkata Kim Hong Hong. "Mengapa dan sampai hati kau mengambil langkah kejam?"
"Kau sendiri mengerti."
"Aku tidak mengerti."
"Kau ingin aku menceploskan sekali lagi?" Berkata Sim In dingin.
"Katakanlah." Berkata Kim Hong Hong. "Belum pernah aku melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu."
"Hmm... Kau mengucapkan cinta, cinta itu hanya dimulut... dikatakan cinta ke padaku, mengapa mengadakan hubungan dengan Tan Kiam Lam?"
"Kau jangan memfitnah!"
"Hubunganmu dengan Tan Kiam Lam telah benda diluar batas."
"Kau...kau bohong"
"Aku melihat dengan mata kepala sendiri. Bukan orang yang memberi tahu bal ini kepadaku," berkata Sim In gagah.
Putri Angin Tornado Kim Hong Hong ke-mekmek. Ia mengkerutkan kedua alisnya, hal ini tidak mungkin terjadi.
"Hai, kau menghina diriku"
"Bukan aku yang menghina." Berkata Sim In. "Kau sendirilah yang menghina diri sendiri,"
"Tidak.."
"Dengan alasan apa kau mengadakan perhubungan dengan seorang lelaki?"
"Dengan dirimu?"
"Bukan. Dengan Tan Kiam Lam!"
"Tidak mungkin. Tan Kiam Lam adalah kawan biasa!"
"Tan Kiam Lam tidak mungkin mempunyai seorang kawan." Sim In berteriak. "Dia adalah Iblis yang berbaju manusia ."
Kim Hong Hong terpaku ditempatnya.
Sim In berkata lagi.
"Betul. Aku mengaku telah merusak wajah-mu, mengutungi kedua kakimu. Hal itu dikarenakan aku cinta padamu. Cintaku telah mendalam, tak boleh kemasukan sebutir pasirpun juga. Tapi kau mempermainkan cintaku, kau mendekati Tan Kiam Lam, melakukan perbuatan yang terkutuk, perbuatan yang melalukan itu."
Putri Angin Tornado Kira Hong Hong menggoyangkan kepala.
"Sim In, katakanlah." Ia berkata. "Kau berani mengatakan ucapan seperti ini, bukan karena ojokan orang desas desus koran picisan dan jaga bukan dalih alasan-perbuatanmu yang telah melanggar tata krama ini."
"Tidak ada alasan untuk memfitnahmu!" Berkata Sim In.
"Berani bersumpah?"
"Aku boleh mengangkat sumpah." Berkata ketua Ang mo-kauw tersebut.
"Tidak... Tidak..." Kim Hong Hong mendekap mukanya. "Jelas didalam ingatanku , ... itulah... tubuhmu... Aku melakukan perbuatan itu hanya denganmu. Kau mengerti kesucian diriku... Aku hanya cinta padamu... Aku telah melarikan diri dari pintu perguruan karenamu... Segala telah kuserahkan kepadamu... Aku bukan seorang wanita yang tak tahu malu." Akhirnya Kim Hong Hong menangis sedih,
Tan Ciu tidak mengerti atas sikap gurunya yang seperti itu. Ia menyaksikan dari tempat jauh.
Apakah yang pernah terjadi diantara gurunya, Tan Kiam Lam dan Sim In?
Tan Ciu belum mengerti dan belum dapat menduga sama sekali.
Sim In juga tidak mengerti. Ia ragu ragu, sesuatu yang buruk mengekang otak pikirannya. Disini menyangkut Tan Kiam Lam yang
misterius itu.
Manusia yang seperti apakah Tan Kiam Lam itu.
Lama sekali Kim Hong Hong menangis. Suatu ketika, ia mendongakan kepala dan memandang Sim In.
Sim In juga memandang si Putri Angin Tornado. Dua pasang mata bentrok jadi satu.
"Aaaa." Tiba-tiba Sim In berteriak. "Aku tabu."
"Apa yang kau tahu?" Bertanya Kim Hong Hong.
"Kau telah dihipnotis olehnya."
"Mungkinkah ia..."
"Mungkin sekali."
"Kau. Kau berkata bahwa aku melakukan hal itu dengannya? Kau melihat dengan mata sendiri?" Puteri Angin Tornado Kim Hong Hong seperti telah menemukan sesuatu yang aneh.
"Betul." Berkata Sim In sungguh sungguh, "Telah kulihat jelas, kalian berdua tidur bersama."
"Oh... Tuhan ... " Kim Hong Hong mengeluh. "Tidak mungkin ... Tidak mungkin ..."
Suara itu seolah olah seseorang yang sedang memohon ... meratap.... menantang tetidak adilan dunia ...
Orang yang mendengar pasti bergidik. Termasuk Tan Ciu yang menyembunyikan diri dipojok gelap.
Ketua Ang-mo kauw, Sim In telah mendapat jawaban. Apa yang telah terjadi itu hanya kesalah pahaman. Ia paham, betapa didalam cinta Kim Hong Hong kepada dirinya, tidak mungkin. Puteri Angin Tornado melakukan hal hal tersebut.
Didalam hal ini. hanya ada satu kemungkinan. Kemungkinan itu ialah, Tan Kiam Lam telah menggunakan ilmu Ie-bun tay gat, semacam ilmu sihir di jaman sekarang. Kim Hong Hong tentunya telah dihipnotis, disihir oleh Tan Kiam Lam!.
Setelah sadar akan hal ini, Sim In menyesal telah merusak wajah kekasih itu, mengapa ia berbuat terburu napsu, mengantungi kedua kaki orang? Sedangkan gadis yang di siksa itu adalah gadis yang sangat menyintai dirinya.
Sim In merasa sangat menyesal.
Saking besarnya gejolak hati ysng diderita tiba tiba Sim In menubruk wanita yang berwajah jelek itu, ia merangkul tubuh Kim Hong Hong, dan mengucurkan air mata.
"Hong Hong... Aku telah melakukan sesuatu kesalahan yang terbesar." Ia meratap.
Kim Hong Hong mengayun tangan, tiba-tiba ... plakk. menempiling pipi laki laki itu. Ia tidak dapat menerima cara pengampunan orang seperti ini.
Sim In terjerambab kebelakang.
Terdengar suara Kim Hong Hong yang menggelegar.
"Pergi!. Segera kau enyah dari tempat ini!"
"Hong Hong..." Sim In merayap bangun dan memanggil nama itu. Puteri Angin Tornado membentak. "Aku benci kepadamu."
Sim In menundukkan kepala.
"Aku salah." Ia berkata lemah. Kim Hong Hong melampiaskan kemarahannya, ia berkata lagi.
"Sim In, setelah kau melihat kejadian itu mengapa tidak segera memberi tahu kepadaku? Mengapa menambah penderitaanku dengan merusak wajahku? Mengapa kau mengutungi kedua kakiku? Dengan alasan apa kau melakukan perbuatan perbuatan yang seperti ini?"
"Karena aku sangat cinta kepadamu. Aku... aku sangat benci kepadamu,"
"Kau pergilah. Aku akan menyelidiki kejadian ini. Sebelum aku tahu duduk perkara yang sebenarnya. Aku tidak menarik panjang perkara."
"Hong Hong." Sim In meratap. "Aku bersumpah bahwa aku tidak mengetahui jalan hal itu. Kukira kau berada didalam keadaan sadar, maka aku marah dan telah melakukan sesuatu yang merugikanmu... Sungguh... Ku kira kau telah cinta padanya..."
"Kentut.. Aku cinta kepada dua lelaki? Kau kira aku wanita apa? Kau kira aku tidak tahu malu!"
"Ternyata hal ini terjadi sa1ah paham."
"Aku akan menyelidiki hal ini. Kau boleh pergi." Berkata Putri Angin Tornado Kim Hong Hong.
"Tidak! Aku tidak mau pergi." Berkata Sim In. "Aku akan tetap tinggal disini."
Wajah Kim Hong Hong berubah.
"Kau memaksa aku melakukan pembunuhan?" Ia menatap wajah lelaki itu tajam tajam.
"Baik. Bunuhkah." Sim In memasang badan.
-
Suatu jawaban yang berada diluar dugaan Kim Hong Hong. Ia tidak mengerti, diperhatikannya wajah ketua Ang mo kauw itu, seolah olah ingin menemukan suatu jawaban,
Sim In maju mendekati orang, ia menjerit-jerit kalap.
"Bunuhlah.... Bunuhlah aku,..bunuhlah...." Perlahan lahan, Kim Hong Hong mengangkat tangan. siap membunuh orang yang telah membuat cacat pada dirinya.
Sim In memeramkan kedua matanya, ia siap menerima kematian.
Kim Hong Hoog menurunkan tangannya perlahan, tetapi bukan ditujukan kearah kepala Sim In. Ia membatalkan niatan itu.
Lama sekali ....
Tatkala Sim In membuka kedua matanya, dilihat bagaimana bekas kekasih lama itu termenung dikursi berodanya.
Kim Hong Hong memandang kearah Tan Ciu dan berkata kepada murid itu.
"Tan Ciu, kau berani."
Tan Ciu berjalan, mendekati gurunya itu,
"Bunuhlah orang ini." Putri Angin Tornado memberi perintah.
Tan Ciu terkejut.
"Membunuhnya?" Ia tahu bahwa sang guru cinta kepada laki laki ini, mengapa harus membunuhnya?
"Tan Ciu," Bentak Kim Hong Hong keras.
Tan Ciu memandang guru itu.
"Bunuh." Sekali lagi, Kim Hong Kong memberi perintah.
"Suhu, aku tidak dapat membunuhnya!" Berkata si pemuda.
"Mengapa?"
"Tidak mungkin. Kau tidak akan tega membunuhnya."
"Goblok. Tidak tahukah, berapa banyak deritaku karena perbuatannya?"
"Tetapi suhu tetap mencintainya."
"Tidak!!"
"Suhu, ampunkah kesalahannya. Ia melakukan hal karena terlalu cinta padamu."
Kim Hong Hong menggeleng gelengkan kepala.
Kini Sim In maju angkat bicara.
"Hong Hong, bila kau tak dapat memaafkan kesalahanku. Aku segera bunuh diri sendiri."
Kim Hong Hong melengak. Hal ini semakin berkesan. Haruskah memaafkan dirinya? Laki laki ini yang telah merusak wajahnya, mengutungi kedua kakinya, mungkinkah menyudahi perkara begitu saja?
Tan Ciu memandang dua orang itu bergantian.
Kim Hong Hong menghela napas. "Pergilah, pergilah dari guha ini."
"Hong Hong kau tidak memberi kesempatan sama sekali."
Kim Hong Hong menggeleng gelengkan kepala,
"Baik" Sim In berkata singkat. "Aku segera mati dihadapanmu."
Tubuhnya bergerak, dengan kepala lebih dahulu, ia menubrukkah kepala itu kena batu guha.
Putri Angin Tornado Kim Hong Hong teekejut...
Tan Ciu berteriak.
"Cianpwee..."
Tubuh Sim In telah melesat kearah dinding batu goha Kim Hong Hong dengan cepat.
Tanpa banyak pikir. Tan Ciu mengulurkan tangannya, menarik kaki orang yang masih keburu dipegang.
Namun, hal inipun tidak dapat membawa banyak hasil. Kepala Sim In telah megenai batu guha lebih dahulu.
Tan Ciu lebih menyesal lagi. Mengapa ia tidak dapat mencegah drama itu?
Tubuh Sim In telah diletakkan ditanah
dengan kepala bercucuran darah. Bila tidak ada tarikan tangan Tan Ciu tadi, pasti kepalanya telah hancur pecah.
Betul betul Sim In mencari mati untuk menebus dosanya.
Tiba tiba Kim Hong Hong berteriak.
"Sim In...."
Tubuh wanita yang sudah tidak berkaki itu melesat kearah Sim In, dipeluknya kencang dan erat erat. Menangis menggerung gerung. Ia sangat sedih sekali.
Tan Ciu turut mengucurkan air mata, entah air mata kesedihan atau mata gembira, mengetahui bahwa sang guru telah memberikan pengampunannya.
Untuk pertama kalinya, Tan Ciu menyaksikan sepasang kekasih yang seperti ini.
Mereka terpisah karena Tan Kiam Lam. Manusia bagaimanakah Tan Kiam Lam ini? Tekad Tan Ciu untuk menemuinya semakin besar.
Betulkah cerita burung, bahwa Tan Kiam Lam itu sebagai ayahnya.
Bila hal ini benar, apa yang harus dilakukan olehnya?
Disana, Kim Hong Hong masih memanggil-manggil.
"Sim In.... Sim In ... Sim In ..."
Sim In membuka kedua matanya yang sudah menjadi berat, sebagian darah membasahi mata itu.
"Sim In..." Putri Angin Tornado Kim Hong Hong memanggil lagi.
"Hong Hong, biarkanlah aku mati." Berkata Sim In lemah.
"Tidak. Jangan... Kau tidak boleh mati."
"Tidak seharusnya aku melakukan perbuatan itu kepadamu.... Aku... Aku ... telah melakukan kesalahan yang terbesar."
Sim In mengucurkan air mata.
Kim Hong Hong memanggil.
"Sim In."
Sim In sudah tidak bertenaga,
"Kau! Kau tidak salah." Ia Berkata. "Setelah aku tiada... kuharap... kau dapat mengampuni kesalahanku. Aku tahu, biar bagaimana kau tetap menaruh dendam kepada perbuatanku dahulu."
Kim Hong Hong mengucurkan air mata semakin deras.
Dari dalam saku bajunya. Sim In mengeluarkan ukiran batu yang berbentuk singa, itulah Kiam-Say-cu, diserahkan kepada Kim Hong Hong dan berkata!
"Hong Hong! Kim say cu yang kucuri darimu ini, kukembalikan kepadamu!
Suaranya terputus-putus! "Sim In!"
"Jangan bersedih! Akhirnya kesalah pahaman kita telah menjadi jelas!
Kim Hong Hong menangis sesenggukkan.
"Jangan.. Jangan kau nangis..." Sim In memberi hiburan.
"Harapanku .. ialah .. setelah aku mati .. aku sangat cinta .. padamu .. Dapatkah .. kau memaafkanku?"
"Aku memaafkanmu," berkata Kim Hong Hong.
"Te.....ri...ma.... kasih......!"
"Sim In, aku tidak mengharapkan kau mati."
Ternyata Putri Angin Tornado Kim Hong Hong telah memaafkan kesalahan kekasihnya yang telah merusak wajah membuntungi kedua kakinya itu!
Sim In menyerahkan Kim-say-cu.
"Jangan bersedih," Ia berkata.
"Semua ini gara-gara Tan Kiam Lam?!" Kim Hong Hoog mengertek gigi.
"Betul! Kau harus menuntut balas," berkata Sim In.
"Aku akan menuntut balas." Berkata Kim Hong Hong.
Mata Kim Hong Hong menjadi liar, tiba-tiba ia berpaling kearah Tan Ciu.
Tan Ciu menggigil takut sinar mata itu sangat seram sekali. Tiba tiba Kim Hong Hong membentak. "Aku akan membunuhmu dahulu"
Kata kata ini ditujukan kearah muridnya, pemuda yang bernama Tan Ciu itu! Sungguh menyeramkan. Tan Ciu mundur kepojok dinding guha.
"Suhu..." Ia memanggil gurunya itu. Kim Hong Hong mengertek gigi.
"Aku tidak dapat mengampuninya." Geramnya kepada pemuda itu.
"men.... Mengapa?"
"Karena kau adalah anak turunan Tan Kiam Lam." Putri Angin Tornado Kim Hong Hong itu sangat marah sekali.
Tan Ciu hanya dapat mengucurkan air mata. Tiba tiba tubuh Kim Hong Hong melesat, kedua tangan direntangkan dan memukul pemuda dihadapannya.
Bagaimana kesudahan dari pukulan ini?
Berhasilkah Putri Angin Tornado Kim Hong Hong menuntut balas? Mari kita mengikuti cerita berikutnya.
0O0
BERCERITA bagaimana Putri Angin Tornado Kim Hong Hong marah besar. Semua kesalahan adalah kesalahan Tan Kiam Lam. Karena orang yang dimaksud tidak ada dihadapannya semua kemarahan dijatuhkan kepada sang murid. Tan Ciu yang dikatakan sebagai Putri Tan Kiam Lam.
Kim Hong Hong menubruk dan memukul Tan Ciu!
Tak mungkin sipemuda menghindari serangan ini, tubuhnya terpental jatuh tertelungkup, dari mulutnya mengeluarkan darah merah.
Seperti apa yang kita ketahui, Putri Angin Tornado adalah salah seorang yang ganas, Ilmu kepandaiannya sangat hebat, demikian pula pukulan tadi, luar biasa sekali.
Bila saja Su Hay Khek tidak menyerahkan latihan tenaga yang telah dihasilkan selama puluhan tahun itu, kedalam tubuh Tan Ciu, pasti pemuda itu mati kontan, disaat itu juga,
Kini, Tan Ciu telah mewarisi semua tenaga si kakek aneh Su Hay Khek, kemudian menerima pukulan si guru, betul terluka, tapi tidak mati.
Suatu hal yang berada diluar dugaan Putri Angin Tornado Kim Hong Hong.
Tubuh Tan Ciu yang menggeletak ditanah menggeliat, kemudian merayap bangun, kini si pemuda berdiri lagi.
"Suhu ..." Tan Ciu menyusut darah yang membasahi bibirnya.
Kim Hong Hong membentak.
"Tutup mulut. Aku tidak mau dipanggil guru lagi. Kau adalah anak Tan Kiam Lam."
"Suhu....."
"Tidak kusangka, ayahmu berlaku sejahat itu, menggunakan ilmu Ie hun-tay-hoat merusak kehormatan orang!"
"Suhu bagaimana kelakuan ayahku tidak mempunyai hubungan denganku." Tan Ciu mencoba memberi pembelaan kepada dirinya. "Aku tidak pernah melakukan kesalahan, aku tidak pernah membantah perintahmu."
"Tetapi, kau adalah anaknya. Tidak seharusnya aku memberikan didikan ilmu silat kepadamu, Kini aku harus membunuhmu."
Tan Ciu dengan getaran jiwa yang kontras berteriak.
"Suhu,"
"Sudah kukatakan, jangan panggil aku guru lagi."
"betul-betul kau ingin membunuhku?" Tan Ciu meminta keterangan.
"Tentu!"
"Baiklah." Tan Ciu menghela nafas. "Bunuhlah!!"
Putri Angin Tornado yang telah kembali ke kursi rodanya meletik lagi, kini mengancam ubun ubun si pemuda, Tiba tiba Sim In mengeluarkan teriakan!
"Hong Hong..."
Kim Hong Hong harus membatalkan niatannya, ia menoleh sebentar dan karena inilah harus kembali ketempat kursi rodanya. Kedua kakinya telah tiada, ia harus tetap duduk dikursi beroda itu.
"Hong Hong ... Jangan...dia ... Yang bersalah... adalah... ayahnya...Bukan pemuda.... itu..." Putri Angin Tornado Kim Hong Hong memandang Tan Ciu dan membentak.
"Pergi! Pergilah kau dari tempat ini."
Ia mengusir muridnya itu.
Tan Ciu mengucurkan air mata.
"Suhu..." Ia memanggil guru itu pedih.
"Mulai hari ini, aku bukan suhumu lagi." Berkata Kim Hong Hong ketus.
Tan Ciu mengucurkan air mata lebih deras, dengan menahan rasa sakit didalam hati yang tidak kepalang, ia berkata.
"Suhu, betul betul kau tidak bersedia menerima diriku sebagai murid lagi?"
"Mengapa harus menerima dirimu?" Bentak Kim Hong Hong. "Aku tidak membunuhkau, hal ini adalah keberuntunganmu, tahu?"
"Suhu."
"Tutup mulut!"
"Bolehkah aku mengajukan suatu pemohonan?"
"Tidak perlu." Ternyata King Hong Hong sangat keras hati. "Bila kau membangkitkan kemarahanku, batok kepalamu segera pecah didalam guha ini."
Tan Ciu berjalan pergi, dengan bergumam.. ia berkata.
"Baiklah Suhu, muridmu pergi"
Sebelum meninggalkan guha itu. Tan Ciu berlutut terlebih dahulu, inilah penghormatan yang terakhir kepada gurunya, kepada guru yang telah mendidik dirinya menjadi seorang tokob silat yang berkepandaian tinggi.
Dengan mengucurkan air mata kesedihan Tan Ciu meninggalkan gurunya.
Tan Ciu dibesarkan didalam keadaan yang tidak ada kehangatan rumah tangga, hanya kakaknya dan guru ini yang memperhatikan kehidupannya.
Setelah Tan Sang digantung orang di atas pohon penggantungan, ia sudah merasa suatu kesusahan.
Kini iapun diusir pergi oleh gurunya.
Suatu penderitaan bathin yang paling besar, luar biasa.
Apa guna hidup didalam dunia ? Bila harus sengsara terus menerus?
Hal ini berpokok pangkal dari ayahnya, orang yang bernama Tan Kiam Lam itu!
Siapakah Tan Kiam Lam? Dosa apakah yang telah dilakukan oleh orang itu? Mengapa tidak seorang yang pernah menaruh simpatik kepadanya? Hanya dendam, hanya permusuhan, hanya makian yang dijatuhkan kepada tokoh si1at tersebut.
Tan Ciu berjalan seorang diri, kepalanya ditundukkan ke tanah, melakukan perjalanan dengan hati hancur luluh.
Dikala Tan Ciu meninggalkan guha itu, Sim In berteriak.
"Hong Hong, cegah kepergiannya!"
Putri Angin Tornado Kim Hong Hong mengeleng-gelengkan kepala.
"Biarlah ia pergi." ia berkata.
"Hong Hong.. Kita .. Kita sangat... membutuhkannya .." Berkata Sim In dengan suara yang terputus-putus, sangat berat.
"Aku tidak akan membutuhkannya." Berkata Kim Hong Hong singkat.
Jauh ditempat mereka, Tan Ciu tiba tiba berteriak.
"Tidak seorangpun yang membutuhkanku! Tak seorangpun yang memerlukan tenagaku, Ayahku .. Ibuku .. kakakku .. guruku .. mereka tidak mau ambil tahu penghidupanku?"
ia gila ...
Berteriak-teriak ditengak jalan, menari nari.
Hal ini dapat kita maklumi, bagaimana ia tak menjadi gila, bila semua orang menolak keras kehadirannya didalam dunia? Termasuk
gurunya yang dicintai?
Tanah Ladang, Tebing curam, Lereng gunung, Lembah dalam, Sungai, Satu persatu telah diarungi olehnya.
Beberapa lama kemudian Tan Ciu tidak tahu betapa jauh perjalanan yang telah ditempuh, berapa banyak gunung yang telah dilewati.
Akhirnya ia jatuh, tidak kuat mempertahan kondisi badannya yang divorsir terus menerus seperti itu!
Rasa putus asa mengurungi benak otaknya!
Melampiaskan rasa penasaran itu, ialah membiarkan segala berlangsung seperti tadi!
Akhirnya Tan Ciu jatuh, ia menangis menggerung-gerung!
Tiba-tiba....
Satu suara yang nyaring merdu memecahkan kesedihan itu. "Eh, kau mengapa."
inilah suara seorang gadis yang sangat empuk sekali, memikat hati.
Tan Ciu mempekakkan telinganya, ia tidak memberikan reaksi.
Suara merdu itu berkumandang lagi.
"Hmmn... Laki laki sudah besar masib menangis? Apakah yang menyebabkan kesedihanmu?"
Tan Ciu mendongakkan kepala, dilihat seorang gadis berbaju putih berdiri dihadapannya, wajahnya cantik, laku lakunya lucu dan menarik, matanya dipentang lebar lebar, dengan kepala ditelengkan, memperhatikan dirinya.
"Ayouw ... "Gadis berbaju putih ini berkata. "Bagaimana kau tiba ditempat ini?"
Tiba tiba saja Tan Ciu membentak,
"Pergi."
Gadis itu terkejut, ia lompat berjingkrak
"Eh, kau galak sekali." ia berkata.
"Pergi," Bentak Tan Ciu lagi. "Kau pergi dari sini."
"Mengapa?"
"Pergi"
"Aku tidak melakukan sesuatu yang merugikanmu."
Tan Ciu mendelikkan mata, hawa pembunuhan mengurungi wajah yang tadinya cakap dan tampan itu.
Si gadis semakin terkejut, ia mundur beberapa langkah.
"Kau ... Kau mengaoa?" Ia bertanya. Tan Ciu mengayun tangan, memukul gadis berbaju putih itu.
Si gadis melesatkan diri, maka gagallah serangan yang dilontarkan kepada dirinya. Ternyata gadis inipun berkepandaian silat.
Tan Ciu kehilangan keseimbangan badan tubuhnya yang memukul gadis dengan tidak mendapat sasaran itu, jatuh ngusruk ditanah. Gadis berbaju putih maju, maksudnya ingin memayang bangun pemuda itu.
Tapi Tan Ciu membentak. "Pergi."
Tanpa bantuan orang, Tan Ciu bangkit dengan susah, kemudian berjalan pergi, tubuhnya sempoyongan, jalannya sudah limbung
Kejadian ini tidak berlangsung lama, tubuh Tan Ciu jatuh lagi.
Gadis itu mengikuti dibelakang sipemuda.
Tan Ciu membentak.
"Pergi... Pergi ... Kau ... pergi ... "
Gadis berbaju putih mengkerutkan kerut alisnya yang lentik.
Dari jauh terdengar satu suara yang memanggil.
"Tan Ciu... "
Tan Ciu mempanjangkan kupingnya, itulah suara si guru. Putri Angin Tornado Kim Hong Hong!
Badan Tan Ciu menggigil gemetar.
Gadis berbaju uutih mengajukan pertanyaan
"Kau yang bernama Tan Ciu?"
"Jangan tanya!" Tan Ciu membentak galak.
"Siapa yang memanggil manggil itu?"
"Guruku ... Hei, sudah kukatakan, kau pergi?" Tiba tiba Tan Ciu menjadi sangat galak sekali.
Dari tempat yang sangat jauh, terdengar suara Kim Hong Hong lagi.
"Tan Ciu... Tan Ciu .... Dimana kau berada ...?"
Gadis berbaju putih itu mengambil putusan ia mendekati Tan Ciu, dengan satu gerakan yang paling cepat, menotok jalan darah beku orang, kemudian digendong, lari ke-arah datangnya suara Kim Hong Hong.
Jalan darah kaku Tan Ciu telah ditotok, maka ia tidak berdaya, tetapi mulutnya tidak dibekap, juga tidak mendapat totokan jalan darah gagu, maka ia berteriak.
"Lepaskan diriku... Lepaskan diriku..."
Gadis baju putih itu tidak memperdulikannya, ia melesat semakin cepat, tujuannya tepat di mana suara Putri Angin Tornado Kim Hong Hong datang.
Tidak lama kemudian, gadis itu telah membawa Tan Ciu masuk kedalam sebuah rimba.
Putri Angin Tornado Kim Hong Hong duduk dikursi rodanya. melihat kedatangan Tan Ciu yang digendong oleh seorang gadis, segera ia berteriak.
"Tan Ciu .... "
Gadis itu meletakkan tubuh Tan Ciu dihadapan Kim Hoog Hong, kemudian menotok hidup jalan darah kakunya.
"Cianpwee, kau mencari dia?" sambil memandang Kim Hong Hong, gadis tersebut mengajukan pertanyaan.
Kim Hong Hong menganggukkan kepala, dengan suara yang sember, ia berkata.
"Betul. Dia adalah muridku."
"Muridmu mengalami tekanan iiwa yang sangat hebat, bila tidak cepat cepat ditolong, mungkin menjadi seorang gila." Sang gadis
memberi keterangan.
Air mata Kim Hong Hong mengucur turun.
Gadis baju putih itu tidak mengerti, apa yang telah terjadi diantara guru dan murid itu, ia memandang Kim Hong Hoog dengan penuh teka teki.
Putri Angin Tornado Kim Hong Hong berkata.
"Aku berterima kasih kepadamu yang telah membawa dia kemari."
"Aku sedang mencari seseorang, ditengah jalan bertemu dengannya. Maka aku tidak dapat berpeluk tangan." Berkata gadis itu.
"Siapakah orang yang kau ingin temukan?" Bertanya Kim Hong Hong.
"Si Bongkok Kui-thocu."
Kom Hong Hong tergagap. "Si bongkok Kui thocu?"
"Kau mencari tokoh yang pernah menggemparkan rimba persilatan pada dua pulah tahun yang lalu itu?" Kim Hong Hong menatap wajah gadis tersebut dengan tajam.
"Betul."
"Nama ini terkenal pada dua puluh tahun berselang, tetapi tidak ada kabar ceritanya lagi," ujar Kim Hong Hong.
"Terima kasih atas keteranganmu." Berkata gadis baju putih itu. "Aku harus pergi. dengan ini meminta diri. Selamat tinggal."
Kim Hong Hong menganggukan kepalanya,
Tubuh si gadis melesat, dan lenyap diluar rimba itu,
Kim Hong Hong memandang Tan Ciu, air matanya mengucur lagi.
"Tan Ciu... " Ia memanggil lemah. Tan Ciu memandang wajah sang guru yang buruk, kemudian berkata.
"Suhu, kau mencari aku untuk dibunuh?" Pertanyaan ini seperti keluar dari mulai seorang yang sudah sakit ingatan.
Kim Hong Hong menggeleng gelengkan kepalanya.
"Tidak." Ia berkata tegas. Tan Ciu masih memandang dengan sikap yang acuh tak acuh, ia tidak mengerti.
Tiba tiba Kim Hong Hong meninggalkan korsi rodanya, menubruk Tan Ciu, dipeluknya erat erat dan menangis.
"Tan Ciu ... Oh ... muridku yang baik," Ternyata Kim Hong Kong telah sadar dari kesalahannya.
"Suhu ... Aku merasa bersalah." Berkata si pemuda.
"Tidak, Akulah yang bersalah." Berkata Puteri Angin Tornado Kim Hong Hong. "Tidak seharusnya aku mengusirmu dari pintu perguruan ... Yang bersalah adalah ayahmu .., Bukan kau .."
"Suhu, kau tidak benci kepadaku lagi?"
Kim Hong Hong memeluk semakin keras
"Tidak," Ia berkata.
"Tidak mau membunuh diriku lagi?"
"Tentu saja tidak."
"Sungguh?"
"Tentu." Pelukan Kim Hong Hong yang mesra, penuh dengan cinta kasih itu adalah jawaban yang memastikan sekali.
"Maafkanlah gurumu yang telah salah ini." Berkata lagi Kim Hong Hong. "Aku masih membutuhkanmu. Sungguh ... Tan Ciu.. aku harus meminta bantuan bantuanmu.."
Tan Ciu mendengarkan cerita ini dengan penuh perhatian, hatinya agak terhibur, ternyata tidak seperti apa yang diduga,bahwa gurunya betul betul tidak membutuhkannya lagi. ternyata sang guru masih mencari cari dirinya.
Tekanan yang menyiksa hati telah dilenyapkan Tan Ciu beruntung belum menjadi gila.
Terdengar lagi suara Kim Hong Hong yang sayu dan sedih.
"Sim In telah menghembuskan napasnya yang terakhir dihadapanku. Kecuali kau ... Tan Ciu, tidak ada oraag yang lebih dekat lagi,"
"Akupun tidak boleh ketinggalanmu." Berkata Tan Ciu.
Mereka telah berhasil melenyapkan kesalah pahaman. Kim Hong Hong kembali lagi ke tempat kursi rodanya, Ia bergumam.
"Kita berdua adalah orang-orang yang paling merana, dunia telah melakukan sesuatu yang tidak adil, kejam sekali.... Kita harus menerima siksaan ini...."
"Suhu... katakanlah kepadaku. Betulkah bahwa aku anak Tan Kiam Lam?" Kesan Tan Ciu kepada Tan Kiam Lam itu buruk sekali.
Kim Hong Hong menganggukkan kepala perlahan. "Suhu ceritakanlah, bagaimanakah orang yang menjadi ayahku itu."
"Dia.... " Putri Angin Tornado ragu ragu untuk menceritakannya. Haruskah kejadian ini diceritakan kepada sang murid, orang yang menjadi putra tunggal Tan Kiam Lam?
"Suhu, ceritakanlah kepadaku." Tan Ciu memohon lagi.
"Baiklah." Akhirnya Kim Hong Hong mengambil keputusan. "Hanya apa yang kuketahui sangat sedikit sekali."
"Ceritakanlah apa yang kau ketahui." Putri Angin Tornado Kim Hong Hong memandang keluar rimba, mengikuti bayangan bayangan awan yang saling seliwer itu, seolah olah mengembalikan kenangannya kemasa yang telah lampau.
"Cerita dimulai dari hubunganku dengan ayahmu." Kim Hong Hong mulai bercerita.
"Aku dan ayahmu kawan yang sangat baik. Perkenalan itu dengan perantaraan ibumu, hal ini terjadi pada dua puluh tahun berselang. Melati putih, ibumu itu adalah kawanku yang paling erat, dia adalah kekasih Tan Kiam Lam. Semua orang tahu, akan hal ini. Hanya hubungan kita tidak lama, hanya memakan waktu tiga bulan saja. Setelah itu, kita orang berpisah."
"Mulai saat itu, aku tidak mendapat khabar berita tentang ayahmu ltgi. Hanya setengah tahun kemudian, terjadilah issue yang menggegerkan ..."
"Issie tentang ayah atau ibuku?" Tan Ciu tidak tahan untuk tidak mengajukan pertanyaan.
"Hal ini menyangkut ayahmu, dikatakan bahwa Tan Kiam Lam melakukan perkosaan perkosaan terhadap banyak wanita."
"Aaaaa... "
"Disusul dengan cerita lain yang lebih menyeramkan."
"Cerita lain?"
"Betul. kali ini menyangkut juga ibumu."
"Bagaimanakah ibuku terlibat dalam skandal itu?" Bertanya Tan Ciu bernapsu.
Kim Hong Hong tidak segera menjawab. Ia menatap wajah Tan Ciu lama sekali. Entah apa yang sedang dikenangkan oleh wanita yang bernasib buruk ini?
Untuk mengetahui bagaimana lanjutan cerita tentang Tan Kiam Lam suami istri, mari kita membalik lembaran yang berikutnya.
oooOooo
TAN CIU menjadi tidak sabar, "Bagaimanakah cerita tentang ayah dan ibuku?" Ia mendesak guru itu bercerita lebih panjang dan lebih jelas.
"Tidak leluasa untuk bercerita." Berkata Kim Hong Hong.
"Mengapa?"
"Drama ini terlalu sedih, terlalu meresap kedalam sendi sendi tulang."
"Mungkinkah ibu membunuh ayah?"
Kim Hong Hong menggeleng-gelengkan kepala.
"Katakanlah, biar cerita yang bagaimana pun, akan kuterima," Berkata Tan Ciu memohon gurunya tersebut.
"Baiklah." Berkata Kim Hong Hong. "Biar bagaimana, kau pasti mengetahui hal ini. Kini aku bercerita. Tan Kiam Lam telah tidak mencintai ibumu lagi, bukan saja melakukan banyak perkosaan perkosaan, lebih dari pada itu, ia menyerahkan ibumu untuk diperkosa bergilir oleh orang."
"A a a a a .."
"Orang itu adalah kawan kawannya Tan Kiam Lam!"
"A a a a a ...."
Tan Ciu tergugat, bagaikan benda berat yang memukul hatinya, sungguh sungguh ia tidak percaya. Mungkinkah hal ini dapat terjadi dalam dunia? Mungkin orang yang seperti Tan Kiam Lam? Memperkosa anak gadis orang dan membiarkan istrinya diperkosa oleh kawan sendiri?
Kim Hong Hong menghentikan ceritanya sebentar, ia memperhatikan perubahan wajah pemuda ini.
"Sahu, betul?" Tan Ciu mengajukan pertanyaan.
"Hal ini sungguh sungguh terjadi." Putri Angin Tornado Kim Hong Hong memberikan kepastiannya.
"Tidak .... " Tan Ciu berteriak.
"Akupun tidak percaya." Berkata Kim Hong Hong lagi "Dan tidak lama, tersebar lagi berita yaDg mengatakan bahwa Melati Putih membunuh suami sendiri."
"Membunuh Tan Kiam Lam?"
"Betul."
"Mengapa dikatakan bahwa Tan Kiam Lam masih hidup, dan menjadi ketua Benteng Penggantungan?"
"Kukira, bahwa orang yang menjadi ketua Benteng Penggantungan itu bukanlah Tan Kiam Lam."
"Kuharap saja bukan!" Berkata Tan Ciu. "Bagaimana dengam ibuku?"
"Aku segera mengecek kebenaran ini." Berkata lagi Kim Hong Hong. "Sayang kedatangankupun terlambat, dikala aku tiba. Melati Putih telah digantung orang. ia digantung didalam rimba pohon penggantungan diatas Pohon Penggantungan yang misterius itu."
Melati Putih, ibu Tan Ciu juga mati diatas Pohon Penggantungan?
"Aaaa ... "Sekali lagi Tan Ciu berteriak. "Dengan alasan apa orang nggantung ibuku?"
"Mereka mengatakan ibumu terlalu kejam, untuk menegakkan keadilan dunia, mereka menggantung dan membunuhnya."
"Keadilan dunia yang tidak adil." Tan Ciu mengutuk.
"Betul. Dunia ini belum tentu adil bagi silemah. Keadilan hanya berada ditangan para penguasa dan para pengusaha besar."
"Siapakah orang orang yang menggantung Ibuku itu?" Tan Ciu mengajukan pertanyaan
"Aku sendiripun tidak jelas." Berkata Kim Hong Hong. "Siapakah orang yang menggantung kawan baikku itu?"
"Kemudian."
"Ternyata ayahmu tidak mati." Berkata si puteri Angin Tornado. Ia hanya menderita luka berat. Setelah sembuh dari luka itu, ia menemui diriku. Dikatakan bahwa kau dan Tan Sang masih membutuhkan perawatan dan meminta aku mewakilinya mendidik kalian.
"Suhu tidak menegur tentang perbuatan-perbuatannya.?"
"Sudah kuminta pertanggung jawabannya. Tetapi ia menyangkal keras!" Berkata Kim Hong Hong.
"Ia tidak mengakui akan perbuatannya?"
"Betul. Dikatakan bahwa itu hanya fitnah fitnah dari orang yang dijatuhkan kepada dirinya."
"Siapakah orang yang memfitnah ayahku?"
"Mana kutahu." Berkata Kim Hong Hong!
"Sedangkan ayahmu yang berkepandaian begitu tinggipun tidak dapat menyebut nama orang tersebut. Bagaimana aku dapat memberi keterangan ini? Tapi aku menyangsikan kebenaran dari keterangannya."
"Kemudian..."
"Yang lebih heran lagi ialah, tidak lama setelah menyerahkan kalian kepada tanggung jawabku. Tan Kiam Lam lenyap tanpa bekas, tanpa berita."
"Lenyap? Diculik."
"Siapakah yang mempunyai ilmu kepandaian lebih tinggi dari ayahmu? Hal ini tidak mungkin. Akupun bingung dan tidak mengerti. Mengapa dengan ilmu kepandaian yang Tan Kiam Lam miliki dapat lenyap tidak berbekas?"
"Dan perbuatan yang dilakukan kepada diri suhu..."
"Bila keterangan Sim In itu benar. Pada suatu hari aku telah kena tipu Ie bun tay hoat ayahmu. Aku tidak sadar sama sekali, apa yang telah kulakukan dan apa yang telah aku perbuat!"
"Apakah ilmu Ie hun-tay hoat itu?"
"Ilmu Ie hun-tay hoat adalah semacam ilmu sesat yang dapat menguasai jiwa dan perbuatan seseorang berada dibawah pengaruh kemauan orang yang menggunakan ilmu itu!"
"Ilmu yang hebat!"
"Betul! Siapa yang terkena ilmu Ie-hun tay hoat, lupalah akan segala perbuatan yang telah dilakukan olehnya!"
"Manusia jahat!! Aku akan membunuhnya"
"Membunuh ayahmu?" Putri Angin Tornado Kim Hong Hong bertanya. "Hal ini sebagai penderitaan yang terbesar bagimu. Akupun salah seorang korban kebiadaban ayahmu itu."
"Aku akan mengadakan teguran kepadanya." Berkata Tan Ciu.
"Sayang ilmu kepandaianmu terlalu rendah." Berkata Kim Hong Hong,
"Pada suatu hari, aku akan memiliki ilmu silat tinggi."
Kim Hong Hong memuji ketekatan muridnya. Ia puas dapat mendidik seorang murid yang seperti Tan Ciu.
"Eh, dimana kakakmu?" Suatu ketika, ia mengajukan pertanyaan tentang Tan Sang.
"Mati."
"Hah? Mengapa mati?"
"ia adalah salah seorang korban Pohon Penggantungan, Pencipta Pohon maut itu telah menggantung Tan Sang diatas pohon gundulnya."
"Aaaa... Apa alasannya membunuh Tan Sang??
"Tidak tahu!" Tan Ciu menggeleng gelengkan kepala!
"Siapakah algojo Pohon Penggantungan?"
"Tidak tahu..." Berkata Tan Ciu, "Ada orang yang mengatakan bahwa pemilik Pohon Penggantungan adalah ibuku. Hanya ibuku yang mempunyai ilmu kepandaian tinggi seperti itu."
"Kini kau maklum, bahwa tidak sedikit tugas yang jatuh keatas pundakmu, bukan?"
"Betul."
"Karena sebab-sebab inilah, engkau harus memiliki ilmu kepandaian yang tinggi." Berkata Kim Hong Hong.
Tan Ciu menerima petuah ini.
Dari dalam saku bajunya. Kim Hong Hong mengeluarkan batu berukiran singa, itulah Kim-say cu yang telah dikembalikan oleh Sim In.
"Kim say-cu pernah dicuri oleh Sim In." Berkata Kim Hong Hong. "Disini ada sesuatu yang berharga, tahukan apa yang hendak dimiliki olehnya?"
Tan Ciu menggeleng gelengkan kepala.
"Tidak tahu." Ia berkata teras terang.
"Didalam Kim-say cu inilah tersimpan ilmu kepandaian silat yang maha hebat." Berkata Kim Hong Hong.
Tan Ciu mempentang kedua matanya lebar lebar,
Kim Hong Hong merusak Kim say-cu. dari dalam benda itu, ia mengeluarkan sebuah gambar peta yang sangat kecil, itulah peta dari gambar pemandangan alam. Peta yang menunjukkan di mana ilmu kepandaian silat tinggi yang hebat didalam dunia itu tersimpan.
Peta tersebut diserahkan kepada muridnya.
"Ambillah ini dan berusaha memiliki ilmu silat yang maha hebat itu." Berkata Putri Angin Tornado.
Tan Ciu menerima hadiah pemberian sang guru yang tidak ternilai dengan harga itu.
Hari itu juga mereka berpisah. Kim Hong Hong kembali keguha tempat tinggalnya. Sedangkan Tan Ciu berkelana, mencari tempat yang tersimpan ilmu silat maha hebat. Mendaki gunung, menembus rimba, menerjang lembah.
tiba-tiba turun hujan lebat, guntur menggelegar keras, diantaranya sinar kilat yang bercahaya terang, bagaikan mau memecah bumi, terlihat sesosok bayangan berlari kencang, tidak terdengar suara larinya, ia menerjang hujan dan angin, menerjunkan dirinya kedalam sebuah lembah.
Siapakah bayangan ini?
Dia adalah jago muda kita. Tan Ciu,
Mengikuti gambar peta yang didapatnya dari gurunya, ia mencari letak tempat penyimpan ilmu silat maha hebat itu. Ia wajib meyakinkan ilmu silat yang lebih dalam, hal ini penting, mengingat betapa tinggi dan hebat ilmu kepandaian Tat Kiam Lam.
Kini berusaha. Dimisalkan ia berbasil meyakinkan ilmu silat yang maha hebat itu. Berhubung Tan Kiam Lam juga bukan manusia biasa, dapatkah ia mengalahkan ayahnya itu? hal ini belum dapat menemukan jawaban yang pasti.
Melewati lorong tebing yang dijepit oleh gunung-gunung tinggi, melalui sungai-sungai dengan airnya yang jernih. Tan Ciu berhasil menemukan guha tempat penyimpan ilmu silat maha hebat itu.
Guha ini sangat kecil sekali, hanya seorang yang dapat memasuki guha itu.
Tan Ciu masuk kedalam guha, masuk dengan sabar, tanpa memperhitungkan mati hidupnya. Berjalan belasan tombak, tiba tiba ia dikejutkan oleh satu suara gedabruk yang keras, itulah suara pintu batu yang menutup jalan baliknya. Pintu guha telah tertutup mendadak.
Pintu batu yang menutup mulut guha itu tebal dan besar, luar biasa beratnya. Ia telah menutup hubungan jalan Tan Ciu untuk kembali kedunia luar. Didalam guha, Tan Ciu mencoba mendorong pintu tersebut. Ia mengalami kegagalan total pintu tidak bergeming sama sekali.
Dan cerita kita singkat...
Air yang mengalir disungai-sungai kecil tetap meluncur tenang. Dimusim dingin air ini membeku menjadi es, manakala musim semi datang, ia mencair lagi dan tetap meneruskan usahanya untuk dapat mencapai akhir tujuannya, itulah laut samudra.
Pintu batu yang menutup guha di mana Tan Ciu mencari ilmu silat maha tinggi itu tetap seperti sedia kala.
Musim panas tiba ...
Air mengalir semakin cepat.
Bagaimana keadaan Tan Ciu?
Mari didalam guha pusaka? Mati karetna tamak kepada ilmu yang tiada batasnya?
Belum!
Dunia tidak membiarkan ia mati seperti itu. dia adalah lakon utama kita, ia harus hidup, walau harus mengalami, menerjang berapa banyak rintangan dan kesulitan-kesulitan yang bagaimana beratpun juga.
Tan Ciu tekun didalam guha, mempelajari ilmu silat yang maha tinggi itu.
Maka, musim rontokpun tiba ...
Daun-daun mulai menguning satu persatu gugur jatuh, melayang dibawa angin terbang.
Lembah yang sunyi senyap itu, tiba-tiba digegerkan oleh letusannya satu suara yang maha dahsyat.
Batu yang menutup pintu guha tiba-tiba bobol pecah, hancur luluh berantakau, suara pecahan batu tebal inilah yang memecah kesunyian itu.
Sesosok bayangan, melayang keluar dari pecahan pecahan batu itu.
Siapakah orang ini ?
Mudah diduga, dia adalah jago kita, Tan Ciu yang gabah perkasa. Tanpa direnungkan lagi, kita mengetahui pasti bahwa ilmu kepandaiannya telah maju pesat, ia telah mendapatkan ilmu silat tinggi yang maha hebat itu, ia telah menjadikan dirinya sebagai seorang yang terkuat, seseorang yang mungkin dapat hidup malang melintang tanpa tandingan.
Satu tahun pemuda ini melatih diri didalam guha pusaka dan akhirnya berhasil menguasai segala kesulitan-kesulitan. Kini ia muncul di dalam dunia bebas lagi.
Terlihat Tan Ciu melempangkan dadanya, menggerak-gerakkan tangan, meluruskan otot otot yang keras itu dan bergumam, "Satu tahun telah kulewatkan ...."
Betul. Satu tahun ia melatih diri dengan tekun, maka ia berhasil.
Kini musim rontok.
Waktu telah mendekati Pek gwe Tong-chiu
Tan Ciu keluar dari guha pusaka tepat pada tanggal dua belas bulan delapan. Tiga hari sebelum hari Tong chiu, tanggal lima belas bulan delapan yang terkenal dengan pesta kuweh Tong chiu pia itu.
Semua orang dalam rimba persilatan tak dapat melupakan drama Pohon Penggantungan. Lebih lebih para gadis cantik yang berkepandaian ilmu silat, hati mereka berdebar keras, menantikan lewatnya hari yang naas itu.
Tanggal lima belas bulan delapan adalah hari Pohon Penggantungan yang meminta korban.
Masih dalam ingatan mereka, satu tahun yang lalu, seorang gadis cantik berkepandaian silat telah mati digantung orang, mati diatas Pohon Penggantungan.
Satu tahun telah lewat.
Tanggal lima belas bulan delapan tahun ini masih adakah korban yang akan mati penasaran diatas Pohon Penggantungan?
Mari kita menyaksikan kejadian berikutnya.
Pada tanggal empat belas bulan delapan, Tan Ciu berada di mulut guha gurunya, di mana Putri Angin Tornado Kam Hong Hong menetap.
Ia wajib memberi tahu bahwa dirinya telah berhasil dan sukses meyakinkan ilmu silat tinggi yang maha hebat ini.
Tapi disini telah terjadi perubahan. Didalam isi guha tidak dapati jejak gurunya. Putri Angin Tornado Kim Hong Hong lenyap tanpa bekas, tidak meninggalkan tanda tanda sama sekali. Hal ini sangat mengherankan si pemuda.
"Suhu ... suhu ... " Tan Ciu memanggil manggil gurunya.
Tidak ada jawaban. Sudah jelas bahwa gurunya itu tidak berada ditempatnya.
"Apakah yang telah terjadi ? Masih segar dalam ingatan Tan Ciu, bahwa guru itu menekankan bahwa ia harus menemuinya! lebih dahulu, berhasil atau tidaknya menemukan ilmu silat tinggi yang maha hebat itu, ia harus memberi laporan yang jelas.
Kini ia telah kembali, tetapi tidak berhasil membuat laporan kepadanya.
Ke manakah guru itu pergi?
Mati?
Tidak mungkin.
Terjadi sesuatu yang berada diluar dugaan. Tentunya ada musuh musuh kuat yang memancingnya pergi, mungkin juga kena di culik orang. Memang sudah menjadi biasa bahwa didalam jaman yang sangat kalut, terjadi penculikan-penculikan yang secara ilegal.
Tan Ciu memtriksa seluruh isi guha, tidak ada peninggalan peninggalan yang dapat diselidiki olehnya. Maka ia keluar meninggalkan guha itu.
Lama sekali Tan Ciu berdiri dimulut guha, kemana ia harus menentukan langkah berikutnya?
Tan Ciu bertekad menuju kearah Benteng Penggantungan, disini ia harus memecahkan rahasia Tan Kiam Lam.
Tubuhnya melesat dan menuju keatah Benteng yang sangat mesterius itu.
kecepatan Tan Ciu tidak bisa diukur dengan cara biasa, bagaikan bintang meteor yang melepaskan dirinya dari induk asalnya meluncur cepat sekali.
Lain bayangan meluncur dari arah yang bertentangan kecepatannya pun hebat.
Dua tokoh silat kelas satu ini hampir bersampokan, bertubrukan. Beruntung, mereka sama sama hebat, sama-sama tajam mata, cepat menginjak gas berhenti, dan menyisihkan diri.
BERSAMBUNG JILID 7
Label: pohon keramat